Kenapa Hanya Paris yg Membuat Dunia Menangis

Atas nama kemanusiaan, kita terhentak ketika lebih dari 150 orang roboh meregang nyawa di Paris, Prancis Jumat malam (13/11). Tujuh titik di kota mode itu dikoyak oleh serangan mematikan. Tak terkecuali titik di mana Presiden Prancis, Francois Hollande sedang menikmati pertandingan bola, stadion Stade de France.

Atas nama kemanusiaan pula, Presiden Rusia, Vladimir Putin dengan tegas menyatakan Rusia sangat mengecam pembunuhan tak berperikemanusiaan ini dan siap memberikan semua bantuan untuk menginvestigasinya. Ucapan “bijak” seperti itu dengan mudah keluar dari mulut Putin, semudah ribuan roket meluncur dan menyasar penduduk sipil di Suriah.

Peragaan sok bijak juga dilakukan oleh NATO dan Amerika Serikat. Untuk insiden Paris, sejuta karangan bunga mereka kirimkan, berlapis janji dan kecaman. Sementara, di Suriah mesin perang mereka terus menyalak, mencabut nyawa-nyawa sipil atas nama perang melawan terorisme. Padahal, justru rakyat Suriah itu adalah korban terorisme hasil persekongkolan Basar Asad dengan negara-negara pendukungnya.

Seolah tak ingin dianggap lambat tanggap seperti dalam musibah asap beberapa hari lalu, Presiden Jokowi pun dengan sigap dan cekatan turut menyatakan duka. Jokowi juga menjamin tak ada sejengkal tanah pun di Indonesia bagi tindak terorisme seperti yang terjadi di Paris. Singkat kata, seluruh dunia kompak menangis untuk Paris.

Rasa kemanusiaan memang tercabik seketika demi mendengar ratusan nyawa meregang nyawa dengan cara horor. Sayangnya, dalih kemanusiaan telah menjadi topeng untuk menutupi sikap buas dan haus darah di tempat lain, bahkan diperankan oleh mereka yang mengaku berduka.

Kemanusiaan itu juga dijadikan tabir yang menutupi sikap masa bodoh, acuh tak acuh, dan tak peduli kepada kejadian horor serupa—bahkan lebih dahsyat—yang terjadi tidak hanya seketika itu saja. Tengoklah Palestina dan Suriah. Angka 150 itu menjadi langganan pekanan untuk menghitung jumlah korban nyawa atas tindakan brutal dan haus darah yang terjadi di Palestina.

Berduka itu boleh, tapi mari tetap pakai akal sehat. Apa yang dikatakan para pemimpin dunia terhormat itu ketika tentara Israel dengan mudah mengobral rentetan peluru kepada beberapa Muslimah Palestina? Adakah secuil komentar duka ketika jet-jet tempur Rusia, tentara Bashar Asad dan milisi Syiah Iran dan Hizbullah dengan sadis mencabut nyawa penduduk sipil Suriah?

Akal sehat itu mestinya membuat para pemimpin dunia itu mudah mengutuk tragedi kemanusiaan di Suriah dan Palestina, semudah mereka mengecam serangan Paris. Tinggal membubuhkan kata Suriah dan Palestina di belakang nama Paris. Namun entah mengapa lidah mereka kelu untuk mengucapkannya.

Terlepas dari siapa sesungguhnya pelaku Paris, motif serta pro-kontra fikih waqi’-nya, serangan Prancis ini membongkar tabir-tabir hipokrit berdalih kemanusiaan. Syaikh At-Thuraifi, seolah ulama Timur Tengah mengatakan, “Di antara tanda nifak adalah sikap bangga dan peduli terhadap permasalahan non-muslim dan berputus-asa (tidak peduli) terkait permasalahan kaum Muslimin.”

[+/-] Selengkapnya...

Laporkan Syiah ke Polisi

Sumber : FB Ust. Hartono Ahmad Jais

Mulai hari ini, jika ada diantara kita menemukan atau melihat para misionaris syi’ah dan para pengikut ajaran syi’ah yg menyebarkan ajaran sesat, fitnah, kebencian, kedustaan dan propaganda dari sekte syi’ah imamiyah itsna asyariyah (atau Rafidhah / Ja'fariyah), yg mana penyebaran itu melakukan penodaan dan penistaan terhadap Islam.

Silahkan segera laporkan para makhluk-makhluk sesat itu ke Pos-Pos Polisi terdekat dengan Laporan Polisi,

Delik aduan :
■Pasal 156a KUHP (Kitab Undang-Undang Hukum Pidana) juncto Pasal 4 UU Pencegahan Penodaan Agama.

■Sertakan pula dalam Laporan Polisi itu, dengan membawa dan melampirkan bukti-bukti berupa screenshoot percakapan di medsos (berupa hujatan), foto2 kegiatan mereka, rekaman video propaganda syi’ah, buku-buku dan majalah-majalah serta selebaran sekte syi’ah yg mengandung Kebencian dan Permusuhan terhadap Islam dan umat Islam.

Tidak perlu khawatir, bimbang, ragu dan takut, mereka pasti akan dipenjara selama 5 tahun berdasarkan aturan Hukum yang berlaku, karena sudah ada Keputusan Hukum Final dan Incraht (berkekuatan Hukum Tetap) dari Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1787 K/Pid/2012 (penolakan terhadap Banding pasal 156a KUHP yang diajukan terpidana Tajul Muluk alumni YAPI Bangil, Jatim), yang menyatakan bahwa :
ajaran syi’ah telah menodai dan menistakan Agama Islam.
Dari isi putusan tersebut, bisa diartikan dan diasumsikan bahwa Mahkamah Agung mengaminkan ajaran syi’ah merupakan ajaran yang sesat yg menodai dan menistakan Agama Islam.

INGAT !!!

Hanya ada 5 AGAMA di Indonesia ini yang diakui oleh Negara Kesatuan Republik Indonesia, yaitu :
1. ISLAM
2. KATOLIK
3. PROTESTAN
4. HINDU
5. BUDHA

Sementara ajaran syi’ah mengaku-ngaku sebagai ISLAM, padahal fakta dan kenyataannya :
ajaran syi’ah bukan ajaran Agama ISLAM.
Bahkan ajaran syi’ah diluar dari pada ajaran Agama ISLAM !!

———
■Pasal 156a KUHP menyatakan :
“Dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya lima tahun (5 tahun) barangsiapa dengan sengaja di muka umum mengeluarkan perasaan atau melakukan perbuatan :

—a. yang pada pokoknya bersifat permusuhan, penyalahgunaan atau penodaan terhadap suatu agama yang dianut di Indonesia;

—b. dengan maksud agar supaya orang tidak menganut agama apa pun juga, yg bersendikan Ketuhanan Yang Maha Esa.”

———
■Pasal 4 UU Pencegahan Penodaan Agama menyatakan :
“Pada Kitab Undang-Undang Hukum Pidana diadakan pasal baru yg berbunyi sebagai berikut :
Pasal 156a Dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya lima tahun (5 tahun) barangsiapa dengan sengaja di muka umum mengeluarkan perasaan atau melakukan perbuatan :

—a. yang pada pokoknya bersifat permusuhan, penyalahgunaan atau penodaan terhadap suatu agama yang dianut di Indonesia;

—b. dengan maksud agar supaya orang tidak menganut agama apapun juga, yg bersendikan ke-Tuhanan Yang Maha Esa.”

[+/-] Selengkapnya...

BCmu Penjaramu

Oleh: Masyhuri Az Zauji OBK

Pernahkah kita terburu-buru membuka WhatsApp atau BBM? Sy pernah beberapa kali terburu-buru membukanya karena kita saat itu sedang menunggu sesuatu berita jawaban yg penting. Dan taraaaa
"Temen SD, Fulan cakep ya, add PINnya c0b4b4c4"
Sedih kan ya rasanya.

Di lain kesempatan, pesan BC berisi kebaikan, namun di akhir pesan tertulis "Sebarkan, maka dalam 3 hari kamu akan mendapat keberuntungan. Helloo, siapa kamu? Berani menjamin keuntungan orang.
Sedih lagi, ketika di akhir dpt ancaman, "Jika tidak disebarkan maka kamu akan kehilangan orang-orang yang tersayang"
Dan, anehnya sampai detik inipun kondisi tersebut masih berlaku.
Dan lebih sakit ketika mengatasnamakan Nabi Muhammad Shollallahu 'alaihi wa sallam padahal tdk ada satupun hadits yg menyebutkan tentang hal dimaksud.

Dan kasus yang paling kekinian adalah, seseorang yang terjerat hukum gara-gara memajang foto hasil berburu binatang yg dilindungi.

Allah SWT berfirman:
"Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu."
(QS Al Hujurat: 6)

Nah, turunnya wahyu inipun dilatarbelakangi ketika Rasulullah SAW mengutus seorang sahabta Al Harits ibn Dhirar Al Khuza'i untuk mengumpulkan zakat di kampungnya.
Hingga jatuh tempo, Al Harits belum datang, lantas Rasulullah mengutus salah seorang Al Walid ibn 'Uqbah untuk menemui Al Harits.
Apa yang terjadi? Al Walid kembali bertemu Rasulullah sebelum bertemu Al Harits, dan membawa kabar " Al Harits menolak memberi zakat dan mengancam membunuh (Al Walid). Akhirnya Rasulullah SAW hendak mengutus pasukan untuk mendatangi Al Harits.
Dan, singkat cerita sebelum pasukan perang tersebut berangkat Al Harits telah datang, kemudian menyampaikan "Wahai Rasulullah, demi Allah yang telah mengutusmu, sungguh Al Walid tidak pernah datang, untuk itu aku menemuimu ...."

Pada ayat ini kita dingatkan harus berhati-hati dalam menerima setiap berita yg dibroadcast / BC.

Berita apa saja sih dari orang-orang fasik melalui sosmed?
1. BC kesyirikan yang berbungkus keislaman
➡ Seperti halnya di awal tadi, ketika BC2 itu disebarkan, bisa jadi bagian dari kesyirikan

2. Kabar berita yg tidak terbukti kebenarannya (HOAX)
➡ BC dari tahun 2013 hingga 2015 masih sama.

3. Iklan yg tdk ada hubungannya sama sekali.
Cuma yg ini memang triknya pedagang agar info barangnya tersebar seluas2nya.

4. Berita yang bertujuan memecah belah, mengadu domba baik yg bersifat POLITIS, KHILAFIAH atau hal lainnya
➡ Bisa jadi niatan kita sharing baik. TAPI, perlu dipikirkan sebelum membagikan kiranya nanti akan memecah belah umat Islam ndak? Melukai orang di sekitar ndak?
Belum lagi bahasa sosmed, beda koma beda makna, dan terbatas dalam menyampaikan rasa. Mudah misintrepretasi.
Lalu, bagaimana cara terbaik? Duduklah bersama-sama, lantas datangkan ahlinya.

Nabi SAW bersabda "Keselamatan manusia terletak pada kemampuan menjaga lisan"
Semoga kita semua tergolong orang yg menjaga lisan. Aamiin Yaa Rabbal 'Alamiin

Pada konteks ini, menjaga lisan tidaklah berbeda dengan menjaga tulisan. Poinnya sama, jika yang kita tulis baik, yang kita sebarkan baik in sya Allah pahalapun berganda. Tapi, jika itu keburukan?
Hmmm... gak kebayang berlipat dosa yg hrs diterima.
"Jagalah kebaikan isi tulisan seprti halnya menjaga lisan"

At Thabari mengatakan "setiap kali kita menerima berita maka endapkanlah dulu sampai mengetahui kebenarannya"

Tabayyun: menahan berita agar tidak menyebar sebelum dilakukan konfirmasi dengan ketelitian.

Lantas, apa yang harus dijaga agar tidak menjadi korban keganasan berita?
1. Abaikan atau hapus jika ragu akan kebenaran pada berita itu
2. Lakukan klarifikasi jika dirasa mampu dan perlu.
3. Jangan tertipu keburukan yang berbungkus kebaikan
4. Berhati-hati dengan segala hal yang berhubungan dengan SARA
5. Pahami BC merupakan 'MLM' bagi kita. Satu BC bisa menjadi multiple pahala bagi kita, ataupun sebaliknya.

Cerdaslah bertutur kata dan bersosial media.

[+/-] Selengkapnya...

 

© 2007 Arsip Cyber: November 2015 | Design by Rohman abdul manap | Template by : Template Unik