Sarapan di kebun sayur lereng merapi merbabu

[+/-] Selengkapnya...

Pantas Mereka Takut

Parentingnabawiyah.com

Anak-anak muda yg membahayakan. Para teroris hadir. Sel-sel baru bermunculan. Pengajian-pengajian sumbernya. Masjid pusatnya. Terutama masjid sekolah-sekolah dan kampus. Kumpulan mereka perlu diwaspadai dan diawasi. Lihatlah pola yg menggiring secara bertahap tapi pasti. Hasilnya sangat terlihat.

Para orangtua banyak yg khawatir begitu melihat anaknya berubah menjadi baik. Seorang ibu ketakutan saat melihat anaknya liburan dari pesantren kilatnya, karena melihat pakaian putrinya itu sangat rapi menutup aurat sesuai syariat Islam. “Apa anak saya sudah kerasukan pemikiran radikal?” Inikah yg sedang gencar diberitakan di koran-koran. Ditayangkan di gosip2 TV dan tersebar diberita utama website internet. Stigma buruk dan jahat ini merasuki otak dan hati para orangtua tanpa disadari. Dan anehnya, para orangtua lebih nyaman melihat anaknya bergaul tanpa batas. Itulah yg dianggap wajar. Seperti contoh sinetron yg gaul. Mereka senang melihat anaknya menghabiskan waktu untuk mejeng atau melamun, karena dianggapnya sedang puber. Aneh...Dan akhirnya para orangtua tanpa disadari memberi ‘wejangan’, “Hati-hati kalau ngaji di masjid.” Anak-anak muda yg rumit memilah jenis pengajian, akhirnya memutuskan untuk duduk-duduk di kafe, nongkrong di jalanan, bahkan tempat-tempat dosa. Dan mereka pun jauh dari masjid.

Luar biasa bukan...rencana jahat menjauhkan generasi muda dari masjid. Karena mereka sadar, tapi kita tidak sadar. Mereka tahu, tapi kita tidak tahu. Mereka membaca sejarahnya, kita tidak. Bahwa kebangkitan Islam itu berawal dari kebangkitan anak-anak mudanya.

Dengarkan penjelasan Imam Ibnu Katsir dalam tafsirnya saat menjelaskan tentang kata: Fityah (pemuda), dalam Surat Al Kahfi,“...Untuk itulah kebanyakan yang menyambut (seruan) Allah dan Rasul Nya shallallahu alaihi wasallam adalah pemuda. Adapun orang-orang tua dari Quraisy, kebanyakan mereka tetap bertahan dalam agama mereka dan tidak masuk Islam kecuali sedikit saja.”

Untuk lebih menjelaskan kalimat tersebut, mari kita baca tulisan DR. Mahmud Muhammad ‘Imaroh, Dosen Universitas Al Azhar Mesir. Beliau menuliskan data usia mereka yang masuk Islam di masa dakwah rahasia Nabi (sepanjang 3 tahun), dalam buku beliau Khawatir wa taammulat fis sirotin nabawiyyah, h. 125-129. Beliau mengambilnya dari dari Majalah Al Wa’yu Al Islamy, Edisi 77. Perlu diingat di awal, jika ada perbedaan tentang usia dalam buku-buku siroh adalah merupakan hal yang wajar. Di sini dinukilkan apa adanya dari buku tersebut:
1. Ali bin Abi Thalib 8 tahun
2. Zubair bin Awwam 8 tahun
3. Thalhah bin Ubaidillah 12 tahun
4. Arqam bin Abil Arqam 12 tahun
5. Abdullah bin Mas’ud Menjelang 15 tahun
6. Said bin Zaid Belum 20 tahun
7. Saad bin Abi Waqqash 17 tahun
8. Mas’ud bin Rabi’ah 17 tahun
9. Ja’far bin Abi Thalib 18 tahun
10. Shuhaib Ar Rumi belum 20 tahun
11. Zaid binHaritsah menjelang 20 tahun
12. Utsman bin Affan sekitar 20 tahun
13. Thulaib bin Umair sekitar 20 tahun
14. Khabbab bin Art sekitar 20 tahun
15. Amir bin Fuhairoh 23 tahun
16. Mush’ab bin Umair 24 tahun
17. Miqdad bin Aswad 24 tahun
18. Abdullah bin Jahsy 25 tahun
19. Umar bin Khattab 26 tahun
20. Abu Ubaidah bin Jarrah 27 tahun
21. Utbah bin Ghazwan 27 tahun
22. Abu Hudzaifah bin Utbah sekitar 30 tahun
23. Bilal bin Rabah sekitar 30 tahun
24. Khalid bin Said sekitar 30 tahun
25. Amr bin Said sekitar 30 tahun
26. Ayyasy bin Abi Rabi’ah sekitar 30 tahun
27. Amir bin Rabi’ah sekitar 30 tahun
28. Nu’aim bin Abdillah sekitar 30 tahun
29. Utsman bin Madz’un sekitar 30 tahun
30. Abdullah bin Madz’un 17 tahun
31. Qudama bin Madz’un 19 tahun
32. Saib bin Madz’un sekitar 10 tahun
33. Abu Salamah bin Abdul Asad sekitar 30 tahun
34. Abdurahman bin Auf sekitar 30 tahun
35. Ammar bin Yasir antara 30-40 tahun
36. Abu Bakar 37 tahun
37. Hamzah bin Abdul Muthalib 42 tahun
38. Ubaidah bin Harits 50 tahun
39. Amir bin Abi Waqqash masuk Islam setelah urutan orang ke-10
40. As Sail bin Utsman syahid di perang Yamamah (11 H) umurnya masih 30 tahun

Dan ini kalimat DR. Mahmud Muhammad ‘Imaroh, Walau Quraisy terus menerus melakukan teror dan intimidasi terhadap orang-orang lemah..tetapi anak-anak muda itu justru mengumumkan keislaman mereka, dengan konsekuensi yang sedang menanti mereka berupa kesulitan hidup...dan terkadang harus mati!

Deretan angka-angka di atas menunjukkan kebenaran kalimat Ibnu Katsir bahwa kebesaran Islam ini lebih banyak ditopang oleh anak-anak muda. Sebenarnya, skenario menjauhkan cara pandang yang benar terhadap generasi muda bukan hanya dilakukan sekarang dengan pola seperti ini. Berbagai cara dan pola telah lama mereka laksanakan. Mereka menyusupkan dengan perlahan tapi pasti berbagai teori racun. Targetnya jelas: menjauhkan anak-anak muda dari kebaikan mereka dan masjid mereka.

Seperti berbagai penelitian yang menyampaikan bahwa remaja adalah usia kerusakan, kegundahan, keguncangan, krisis, kenakalan. Pelajaran ini benar-benar tertanam pada orangtua. Sehingga, lagi-lagi mereka meyakini bahwa remaja harus melalui semua masalah itu. Jika ada anaknya yang baik-baik saja dan tidak melalui kekacauan itu, orangtua akan berkata, “Apa anak saya tidak normal ya?”

Lihatlah sebuah skenario besar dalam rentang puluhan bahkan ratusan tahun. Dan mereka berhasil meracuni pemikiran para pendidik dan orangtua muslim. Padahal pemuda begitu positif dalam bahasa ayat, hadits dan ulama. Sehingga perlu sebuah upaya besar untuk membalik cara pandang tersebut sekaligus memberi obat dari masalah yang dihadapi oleh para pemuda kita. (nantikan modul dan pelatihannya dari parentingnabawiyah)
Pemuda adalah kekuatan, inspirasi, kreatifitas, ledakan ruhiyah, ketegaran, kesegaran, enerjik, karya besar dan penopang peradaban Islam.

Pantas saja mereka takut...

[+/-] Selengkapnya...

Makan malam Kepo

[+/-] Selengkapnya...

Berjamaah Menghadapi MEA

Saudaraku.....

Tentu kita sudah tahu kan apa itu MEA? Masyarakat Ekonomi Asean. Akhir tahun 2015 adalah tanda dimulainya MEA. Hal ini membuat kita harus bersiap utk menghadapinya. Suka atau tidak, siap atau tidak, mau atau tidak.... MEA tetap datang!

MEA berarti perdagangan bebas antara negara2 Asean. Contoh konkritnya: Ekspor produk China lewat singapore bakal melimpah seperti banjir tanpa bisa dibatasi. Dari handphone, plastik, mainan anak, makanan ringan sampai ATK dan perkakas listrik sampai dapur. Pengusaha China buka pabrik mebel di Wonogiri. Pengusaha Singapore buka rumah sakit di Boyolali. Sekolah SMA swasta berkurikulum Singapore dengan bahasa Inggris sebagai pengantar akan buka cabang di Jakarta. Buah2an dari Thailand dan China tersedia di pasar2 buah di pelosok2 tanah air.

Bbrp kali di media, pres RI Jokowi mengatakan "Jangan takut dg MEA, gak usah takut bersaing dg pasar luar negeri, krn mereka yg takut dg kita".

Saya pribadi, terenyuh dg pernyataan ini. Ini pernyataan apa? Motivasi? Takabur? Atau malah gelap mata krn ketidak tahuan? Terutama terkait kata2 "mereka yg takut dg kita".

Saya sempat mendapat data dan cerita dari teman2 coach, bahwa sejak 2 tahun lalu, pemerintah Thailand sudah mensosialisaikan dan mempersiapkan pemudanya melalui pendidikan formal dan non formal utk bersiap menghadapi MEA.

Begitu juga dg filipina, pemerintah membuat CD utk sosialisasi UMKM dan pengusaha kecil ttg MEA dan program pemerintah utk support mereka, dg target 100% pengusaha dan UMKM dapat CD itu.

Pertanyaan saya, brp banyak dari kita, yg justru mungkin baru hari ini dengar kata MEA? Kalopun sudah dengar, brp banyak yg tahu apa itu MEA? Kalopun tahu maksud dan dampaknya, brp banyak yg sudah bersiap? Dan kalo sudah  bersiap, berapa banyak yg benar2 siap?

Coba bayangkan saudaraku, produk2 dari luar akan mudah masuk membanjiri pasar kita, salah satu yg jadi perhatian dari obrolan coach kemarin adalah.... produk2 kita sangat rapuh dan rentan dari serangan produk luar...

Pernahkan antum terbayang, produk, brand, image yg antum bangun bertahun2 hancur dalam hitungan minggu, bahkan hanya dalam hitungan hari krn adanya serangan produk luar?

Pertanyaannya... dalam posisi spt ini, dimana pemerintah sendiri dg super yakin "merasa" bisa bersaing shg tidak melakukan edukasi yg terprogram kepada masyarakat ttg MEA, tdk punya program unggulan utk support, kita sendiri juga kondisinya tdk jauh berbeda..... APA YG AKAN JADI KEKUATAN KITA?

Utk mengejar peningkatan kualitas dari produk kita agar bisa bersaing, membutuhkan biaya yg besar.
Utk meningkatkan kualitas SDM dg skil dan knowledge yg memadai, membutuhkan waktu yg lama.
Utk meningkatkan program marketing, membutuhkan effort yg tdk sedikit...

Jadi sekali lagi apa yg jadi penyelamat kita dalam kondisi begini? Padahal MEA akan menerjang kita dalam hitungan hari lagi....

Sampai titik ini, para coach hampir memiliki pemikiran yg sama walau dalam bentuk fisik yg berbeda. Apa itu solusinya?

Solusinya adalah....
KOMUNITAS.... BERJAMAAH..

Dengan berjamaah, kita bisa sedikit memblok serbuan produk asing, berjamaah itu ibarat membangun benteng yg kokoh dalam menahan gempuran musuh. Seberapa kuat benteng itu, tergantung para individu pembangunnya....

Inilah saatnya kita segera bangkit dan bersiap, bukan hanya utk memperkuat bisnis masing2 saja, tapi utk memperkuat dan berkiprah di benteng kita bersama. Saling dukung dengan memprioritaskan menggunakan produk dan layanan yg dihasilkan anggota jamaah sendiri.

Wallahu 'alam

[+/-] Selengkapnya...

Kecanduan HP

💠 Jarak yang terjauh di dunia ini adalah kalau saya berada di samping kamu dan kamu sedang bermain HP !
Ini membuat orang tidak senang.

💠  Ada sebuah cafe yg memasang sebuah pemberitahuan:
Kami tidak ada WIFI, bicaralah dengan orang yg di sampingmu !

💠  Sekarang selagi kita ramai ramai pergi makan bersama akan tetapi ternyata di resto masing masing sibuk pula dengan Wechat, WA, BBM, Line, update status, main games, twitter, selfie dll.

💠  Sedih menyelimuti di hati melihat teman teman sibuk main HP sendiri, sehingga terpaksa kita juga ikut main HP untuk menghindari kecanggungan.

💠  Setelah pulang, di rumah juga begitu, tidak ada komunikasi antara suami istri dan anak anak karena masing masing lagi sibuk dengan HP nya. (tradisi buruk... apa masih mau dilanjutkan?)

💠  Mungkin kita tiada waktu untuk keluarga maupun berbakti pada orangtua, tetapi bisa sisihkan banyak waktu untuk merenung dan tertawa di depan HP.

💠  Karena itu, saya sangat setuju dengan sindiran berikut:
Bila pada abad abad yg lalu, orang berbaring menghisap candu, maka sekarang orang juga berbaring dan sibuk bermain HP dengan POSISI yg sangat mirip antara satu dengan yg lainnya!

💠  Tanpa kita sadari telah membentuk sebuah kebiasaan buruk:
Bangun tidur, kerjaan pertama adalah cari HP, dan sebelum tidur, kerjaan yg terakhir cek /charge HP juga! ( ingat ini KEBIASAAN BURUK! ).

💠  Tanpa HP kita merasakan kesepian seperti berada di dunia lain! ( cepatlah berobat....!!! )

💠  Sebenarnya SmartPhone sekarang ibarat seperti CANDU yg bisa merusak GAIRAH dan JIWA bila kita tidak menyadarinya. So be aware!!

Atau anda telah menjadikan HP sebagai indra ke enammu. Tanpanya kamu jadi buta tdk bisa melihat 'dunia'.

[+/-] Selengkapnya...

 

© 2007 Arsip Cyber: Desember 2015 | Design by Rohman abdul manap | Template by : Template Unik