Nasehat Ust Abu

Nasehat Ustadz Abu Bakar Ba’asyir: Sebab Musibah yang Menimpa Umat Islam Khususnya di Indonesia

Semua musibah yang menimpa umat Islam akhir-akhir ini, termasuk umat Islam di Indonesia diantara bentuknya, orang Kafir tidak lagi takut kepada umat Islam meskipun mayoritas. Diantaranya pembantaian umat Islam dan gangguan dalam beribadah dari kalangan Yahudi, Nashrani dan Thoghut Indonesia. Musibah ini akibat kesalahan umat Islam sendiri karena melanggar syariat dan hukum Allah. Hal ini ditegaskan oleh Allah Subhanallahu wa Ta’ala:

“Dan mengapa ketika kamu ditimpa musibah (pada peperangan Uhud), padahal kamu telah menimpakan kekalahan dua kali lipat kepada musuh-musuhmu (pada peperangan Badar), kamu berkata: “Darimana datangnya (kekalahan) ini?” Katakanlah: “Itu dari (kesalahan) dirimu sendiri”. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”. (QS. Ali ‘Imron 3 : 165)

Kesalahan-kesalahan tersebut antara lain:

Setelah Allah Subhanallahu wa Ta’ala menolong jihadnya para ulama/umat Islam/para santri pondok pesantren, sehingga berhasil mengusir penjajah Kafir (Belanda dan Inggris) dan penjajah musyrik (Jepang), umat Islam tidak menegakkan Daulah Islamiyyah di Indonesia, tapi justru menerima kemauan Soekarno yang berfaham Sosialis agar mendirikan negara Kafir yang berdasarkan Pancasila /Demokrasi/ Nasionalis.
Padahal menurut Hukum Allah Subhanallahu wa Ta’ala, umat Islam wajib mengamalkan Islam dalam negara Islam, tidak boleh di negara Kafir yang dipimpin oleh Thoghut.

Negara Islam mengamalkan syariat/hukum Allah secara murni dan Kaffah (keseluruhan/100%), sehingga tauhid umat Islam tetap lurus dan bertambah kuat dan akhlak mereka menjadi mulia, karena di dalam negara Islam Allah menyelamatkan tauhid dan iman umat Islam.

Sedangkan di negara Kafir yang dipimpin oleh Thoghut menggiring rakyatnya terutama umat Islam, agar meninggalkan tauhid, mengamalkan syirik, membolehkan perbuatan maksiat dan mungkar, dan hal ini ditegaskan oleh Allah Subhanallahu wa Ta’ala dalam gaya bahasa; Allah mengeluarkan mereka dari kegelapan (syirik / maksiat / mungkar) dan memasukkan mereka ke dalam kehidupan yang bercahaya (Tauhid / Iman / Amal Ma’ruf).

Sedangkan Thoghut mengeluarkan mereka dari kehidupan yang bercahaya dan menjerumuskan mereka ke dalam kehidupan yang gelap. Hal ini ditegaskan oleh Allah Subhanallahu wa Ta’ala dalam firmanNya,

“Allah pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah syaitan, yang mengeluarkan mereka daripada cahaya kepada kegelapan (kekafiran). mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya”. (QS. Al-Baqarah 2 : 257)

Ini artinya, semua Thoghut dan negara Kafir peranannya adalah memurtadkan umat Islam meskipun tidak dalam bentuk pindah agama, tetapi dalam bentuk mendoktrin umat Islam dengan ajaran syirik (Demokrasi, Nasionalis, Sosialis, Pancasila dan lain-lain).

Dan kalau mereka mempunyai kemampuan, umat Islam diperangi agar mau murtad. Hal ini ditegaskan oleh Allah Subhanallohu wa Ta’ala dalam firmanNya,

وَلَا يَزَالُونَ يُقَاتِلُونَكُمْ حَتَّى يَرُدُّوكُمْ عَنْ دِينِكُمْ إِنِ اسْتَطَاعُوا

“Mereka tidak h
enti-hentinya memerangi kamu sampai mereka dapat mengembalikan kamu dari Agamamu kepada kekafiran kalau mereka sudah ada kemampuan….”. (QS. Al-Baqarah 2 : 217)

Kemudian ditegaskan lagi oleh Allah Subhanallahu wa Ta’ala dalam firmanNya,

“Mereka bertanya kepadamu tentang berperang pada bulan Haram. Katakanlah: “Berperang dalam bulan itu adalah dosa besar; tetapi menghalangi (manusia) dari jalan Allah, kafir kepada Allah, (menghalangi masuk) Masjidil haram dan mengusir penduduknya dari sekitarnya, lebih besar (dosanya) di sisi Allah. dan berbuat fitnah lebih besar (dosanya) daripada membunuh. mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup. Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu Dia mati dalam kekafiran, Maka mereka Itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka Itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya”. (QS. Al-Baqarah 2 : 217)

“Hai orang-orang yang beriman, jika kamu mentaati orang-orang yang kafir itu, niscaya mereka mengembalikan kamu ke belakang (kepada kekafiran), lalu jadilah kamu orang-orang yang rugi”. (QS. Ali ‘Imran 3 : 149)

2. Kesalahan besar yang lain adalah ialah umat Islam meninggalkan Jihad dalam memperjuangkan Islam hanya dengan jalan dakwah, pendidikan, usaha-usaha sosial, bahkan dengan cara yang bertentangan dengan Islam yaitu masuk ke dalam DPR.

Yang perlu harus kita pahami bahwa memperjuangkan tegaknya Islam disamping dengan dakwah, wajib dengan berjihad. Tanpa jihad, Islam menjadi hina, diinjak-injak orang Kafir dan dipermainkan oleh Thoghut meskipun mereka mayoritas.

Ini terbukti keadaan umat Islam di Indonesia yang sangat hina dan diremehkan oleh Thoghut dan ada yang terang-terangan dibantai oleh Kafir Nashrani, padahal mereka sudah berjuang menegakkan Islam selama ± 60 tahun.

Sedangkan umat Islam yang ada di Iraq dan Suriah berjuang mendirikan Khilafah Islamiyyah baru 1 tahun sudah berhasil menegakkan Daulah/Khilafah Islamiyyah dan wilayah yang dikuasainya lebih luas dari negara Inggris. Mereka sudah sanggup mengamalkan syari’at Islam secara murni dan kaffah (100%) bukan hanya slogan-slogan atau teori saja seperti yang didakwahkan oleh Ormas atau Orpol di Indonesia.

Keberhasilan dan pertolongan Allah Subhanallahu wa Ta’ala ini mereka dapatkan karena mereka semangat berjihad disamping berdakwah. Sehingga mereka ditakuti oleh semua negara Kafir di dunia. Ini adalah bukti yang jelas tidak mungkin dibantah, bahwa memperjuangkan tegaknya Islam tanpa jihad pasti gagal.

Karena besarnya peranan jihad, maka Allah Subhanallahu wa Ta’ala:

A. Mewajibkan berjihad, ini ditegaskan dalam firmanNya,

“Diwajibkan atas kamu berperang, Padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. boleh Jadi kamu membenci sesuatu, Padahal ia Amat baik bagimu, dan boleh Jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, Padahal ia Amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. (QS. Al-Baqarah : 216)

B. Allah memerintahkan Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam agar mengobarkan semangat perang kaum Mukminin. Ini ditegaskan dalam firmanNya,

“Hai Nabi, Kobarkanlah semangat Para mukmin untuk berperang. jika ada dua puluh orang yang sabar diantaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ratus orang musuh. dan jika ada seratus orang yang sabar diantaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan seribu dari pada orang kafir, disebabkan orang-orang kafir itu kaum yang tidak mengerti”. (QS. Al-Anfal 8 : 65)

C. Umat Islam yang tidak mau berjihad disingkirkan oleh Allah dan diganti dengan yang mau berjihad. Ini ditegaskan oleh Allah Subhanallahu wa Ta’ala dalam firmanNya,

“Hai orang-orang yang beriman, Apakah sebabnya bila dikatakan kepadamu: “Berangkatlah (untuk berperang) pada jalan Allah” kamu merasa berat dan ingin tinggal di tempatmu? Apakah kamu puas dengan kehidupan di dunia sebagai ganti kehidupan di akhirat? Padahal kenikmatan hidup di dunia ini (dibandingkan dengan kehidupan) diakhirat hanyalah sedikit. Jika kamu tidak berangkat untuk berperang, niscaya Allah menyik
sa kamu dengan siksa yang pedih dan digantinya (kamu) dengan kaum yang lain, dan kamu tidak akan dapat memberi kemudharatan kepada-Nya sedikitpun. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”. (QS. At-Taubah 9 : 38-39)

Maka, apabila umat Islam Indonesia baik yang saat ini berada di Orpol atau Ormas Islam atau jama’ah-jama’ah lainnya tidak mau berjihad, mereka akan dihinakan oleh Allah dan disingkirkan, serta diganti dengan yang siap berjihad, karena Allah menghendaki agar Islam tegak di Indonesia.

Maka dengan izin Allah, mari kita melangkah berjihad dalam perjuangan kita menegakkan Islam khususnya di Indonesia ini. Dan hendaklah kita meyakini bahwa Muslim yang berjihad dengan niat ikhlas akan mendapat kemenangan, mungkin menang di dunia, yakni berhasil menegakkan Daulah/Khilafah sehingga hidupnya tentram dan nyaman, atau mungkin menang di akhirat karena mati syahid. Ini ditegaskan oleh Allah Subhanallahu wa Ta’ala dalam firmanNya,

“Katakanlah: “Tidak ada yang kamu tunggu-tunggu bagi Kami, kecuali salah satu dari dua kebaikan. dan Kami menunggu-nunggu bagi kamu bahwa Allah akan menimpakan kepadamu azab (yang besar) dari sisi-Nya. sebab itu tunggulah, sesungguhnya Kami menunggu-nunggu bersamamu”. (QS. At-Taubah 9 : 52)

Yang dimaksud dua kebaikan dalam ayat tersebut adalah menang di dunia atau menang diakherat. Masihkah Anda semua ragu-ragu untuk berjihad??

Sijn Thoghut Pasir Putih
21 Syawwal 1436 H
al-Faqir Ilallah
Abu Bakar Ba’asyir

0 Comments:

 

© 2007 Arsip Cyber: Nasehat Ust Abu | Design by Rohman abdul manap | Template by : Template Unik