Assalaam di Media: Kasus Penganiayaan (Part 7)

http://www.suaramerdeka.com/harian/0708/25/nas22.htm

SUKOHARJO- Segenap pimpinan Pondok Pesantren Modern Islam (PPMI) Assalaam meminta maaf kepada pihak yang merasa dirugikan atas kasus pemukulan terhadap Deri Saputra dan I Wayan Mahardika, yang dilakukan dua siswa kelas 1 SMK Assalaam, Dody Setya Rahman dan Adib Bayu Pratama.

Pimpinan juga siap memberi penjelasan pada pihak mana pun terkait kejadian itu. Hal itu diungkapkan Wakil Direktur II Arkanuddin Budiyanto kepada wartawan dalam jumpa pers di aula Ponpes Assalaam, Jumat (24/8). "Kami juga meminta kepada seluruh wali santri dan seluruh civitas akademika Assalaam serta masyarakat luas agar tidak terpengaruh dengan isu yang tidak sesuai kenyataan," katanya.

Hadir dalam kesempatan itu Ketua Badan Pengurus Yayasan Mejelis Pengajian Islam (MPI) Ahmad Syamsuri, Direktur PPMI Assalaam Ma'ruf Rohmat, Wakil Direktur I Kadarusman, serta Kepala Humas dan Info Data Muslim Ridho. "Kejadian tersebut adalah pelanggaran berat yang dengan alasan apapun tidak dibenarkan terjadi di lingkungan pondok," tegasnya.

Pimpinan sudah mengambil tindakan dengan mengembalikan dua santri pelaku kepada orang tuanya. Biaya perawatan korban selama dirawat di rumah sakit, sudah diselesaikan oleh pihak pondok.

Arkanuddin membantah adanya tradisi kekerasan di lingkungan pondok. Termasuk soal "Gubug Derita" yang disebut-sebut sebagai tempat penyiksaan santri yunior oleh santri senior.

Wakil Direktur I Kadarusman menambahkan, setelah kasus kekerasan fisik itu, pelaksanaan kehidupan di pondok ke depan tetap akan mengacu pada konsep dasar pendidikan pesantren yang didasarkan pada tata tertib dasar.

Berakhir Damai

Ia menambahkan, di Assalaam ada OP3MIA (Organisasi Pelajar Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam)-semacam OSIS pada sekolah reguler-yang fungsinya membantu ustadz-ustadz di bidang-bidang pengajaran pada santri.

Heriyani, ibu Deri Saputra, saat dihubungi via ponselnya mengatakan, penandatanganan pencabutan laporan kasus pemukulan sudah dilakukan Jumat kemarin, sekitar pukul 10.00 di Polsek Kartasura.

"Masalah kami sudah clear. Kami hemat waktu, yang penting Deri sudah sehat," kata wanita yang berasal dari Baturaja Timur, Kabupaten Ogan Komering Hulu, Sumatera Selatan.

Ia mengatakan, Deri akan dibawa pulang dan akan disekolahkan di sana.

Sementara Didik Dwi Praptono, ayah Dika, saat dikonfirmasi menuturkan, pihaknya sudah sepakat damai dengan orang tua pelaku.

Namun untuk urusan dengan Yayasan Majelis Pengajian Islam Surakarta, pihak yang menaungi Assalaam, belum selesai. Orang tua Dika, orang tua kedua pelaku, dan pihak yayasan juga sudah bertemu di pondok. Didik sepakat damai dengan keluarga Adib dan Dody.

Kapolsek Kartasura AKP Setyo Budi Utomo menyatakan kasus itu sudah diselesaikan secara kekeluargaan. Karena laporan sudah dicabut, otomatis kasus tersebut tidak akan diproses kembali. (H44,G11-60)

0 Comments:

 

© 2007 Arsip Cyber: Assalaam di Media: Kasus Penganiayaan (Part 7) | Design by Rohman abdul manap | Template by : Template Unik