SUKOHARJO – Dua santri korban penganiayaan santri senior di PPMI Assalaam Pabelan, Kartasura, Sukoharjo, Jateng harus menjalani perawatan di RS setelah sempat muntah darah. Para santri itu tidak serta merta muntah darah begitu dipukuli. Namun, selang satu hari setelah pemukulan.
“Saat tiba di rumah bibi di Colomadu, Karanganyar pada Sabtu malam saya dan Wayan langsung muntah darah,” jelas Deri Saputra, Rabu (22/8/2007).
Menurut Deri, dia dan Wayan muntah darah setelah malam sebelumnya bagian dada dipukul dan ditendang oleh dua santri senior mereka kelas I SMK Assalaam. Kedua pelaku itu adalah Dody dan Adib Bayu. Saat itu, selain mereka berdua, ada dua teman lainnya yang juga mengalami nasib serupa.
Dia menjelaskan, saat ini ada dua kelas Takhasus (TKS)-kelas transisi sebelum masuk tingkat SMA-di PPMI Assalaam. Jumlah santri di dua kelas itu ada 64 santri. Kebetulan Deri dan Wayan beda kelas namun satu kamar tidur dimana dalam satu kamar tidur ada 18 santri.
Sementara itu, Siti Susilowati-bibi Deri-mengaku sangat kaget begitu Deri tiba di rumahnya langsung muntah darah bersama temannya. Kondisi itu tentu saja membuat dirinya panik dan khawatir sehingga menghubungi orang tua Deri di Sumsel.
“Saya takut terjadi apa-apa pada keponakan saya. Waktu itu Deri tidak mau ke rumah sakit sebelum orang tuanya datang,” jelasnya.
Dia menambahkan, sebagai kerabat Deri, dirinya tentu saja tidak terima dengan perlakuan itu. Menurutnya, cara mendidik santri di PPMI Assalaam sudah salah kalau harus ada penggojlokan fisik seperti itu. Menurutnya, kasus penganiayaan di IPDN benar-benar terulang di Assalaam. (sumarno/sindo/fit)
http://www.okezone.com/index.php?option=com_content&task=view&id=41429&Itemid=67
Berita Assalaam di Media: Kasus Penganiayaan part 3
Label: Assalaam
Subscribe to:
Posting Komentar (Atom)
0 Comments:
Post a Comment