Assalaam di Media: Kasus Penganiayaan (Part 8)

Wali Santri Assalaam Tempuh Jalur Hukum
http://www.suaramerdeka.com/cybernews/harian/0708/22/dar4.htm

Solo, CyberNews. Orang tua para santri korban penganiyaan di PPMI Assalaam tidak terima atas perlakuan yang diterima oleh anak-anak mereka. Pasalnya, pemukulan yang dilakukan pada Jumat 17 Agustus malam itu dinilai sudah di luar batas kewajaran, karena menyebabkan santri muntah darah.

"Ini harus diselesaikan melalui jalur hukum. Kalau anak saya mati bagaimana?" tegas Heriyani, ibu dari Deri Saputra di RS Panti Waluyo, Rabu (22/8/2007).

Dia mengungkapkan, begitu mendapat kabar dari saudaranya di Colomadu, bersama suaminya langsung meluncur ke Solo dengan mobil. Begitu tiba langsung melapor ke Polsek Kartasura untuk diproses hukum.

Dia menilai perlakuan para senior santri PPMI Assalaam itu sudah di luar batas. Apalagi, kasus itu terjadi di sebuah pesantren yang sudah terpandang.

Menurut Heriyani, dalam pertemuan di Mapolsek, ada sejumlah ustads PPMI Assalaam yang datang. Dalam kesempatan itu, para ustadz itu terkesan membela para pelaku penganiayaan. Para ustadz tidak senang kasus itu langsung dilaporkan ke polisi. Tidak ke pihak pondok terlebih dahulu.

Sebagai orang tua santri, ujarnya, dirinya tidak terima dengan perlakuan itu. Wali siswa lainnya juga menyatakan hal senada. Bahkan, dari informasi yang dia terima penganiayaan santri senior pada yunior sudah menjadi tradisi di PPMI Assalaam tersebut.

"Sudah jelas tahu ada kasus seperti itu, kok pihak pesantren tidak mengambil tindakan Saat anak saya kabur juga tidak ada perhatian," jelasnya penuh emosi.

Lebih lanjut, Siti mengatakan, jauh-jauh dirinya memercayakan anaknya menuntut ilmu di PPMI Assalaam. Dia berharap, anaknya tersebut menjadi anak yang sholeh. Namun, apa yang diterima justru pemukulan dan penganiayaan.

Secara khusus Heriyani juga mengaku tidak senang dengan Dody-salah satu pelaku. Saat pertemuan di Mapolsek, santri kelas I SMK Assalaam itu terlihat tidak ada rasa bersalah. Heriyani menilai anak itu bersikap "petanthang-pethenteng" dan senyum-senyum. Itulah yang membuat dirinya dan wali siswa lain menjadi emosi.

Di sisi lain, kondisi kedua korban terlihat sudah membaik meski masih terpasang selang infus. Saat diperiksa oleh dr Samuel SpB, kemarin, dokter tersebut mengatakan sudah tidak apa-apa. Namun, masih diperlukan sejumlah tes laboratorium kembali.( okz/Cn08 )

0 Comments:

 

© 2007 Arsip Cyber: Assalaam di Media: Kasus Penganiayaan (Part 8) | Design by Rohman abdul manap | Template by : Template Unik